Seperti yang pernah kutulis pada artikel sebelumnya, Indonesia rentan mengalami bencana letusan gunung berapi. Indonesia dilewati oleh barisan gunung berapi yang lebih dikenal dengan sebutan "Ring of Fire" (cincin api) dan memiliki 29 gunung api aktif. Letusan gunung berapi di Indonesia tidak hanya memberikan catatan sejarah di Indonesia tapi juga dunia. Tahukah kalian bahwa letusan Gunung Toba di Sulawesi Utara (kini menjadi Danau Toba yang merupakan kaldera aktif terbesar di dunia) merupakan letusan gunung api terbesar dalam 25 juta tahun terakhir? Letusan yang diperkirakan terjadi kira-kira 71.000 tahun yang lalu itu menyebabkan volcanic winter yang menurunkan temperatur rata-rata bumi sebesar 3-3,5 derajat C selama beberapa tahun. Wow! Belum lagi letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 yang merupakan letusan terbesar yang tercatat dalam sejarah. Tak hanya memakan korban jiwa sebesar 71 ribu orang, letusan ini juga mengakibatkan tidak adanya musim panas pada tahun 1816 karena timbulnya volcanic winter. Tapi mungkin letusan gunung berapi yang paling terkenal dalam sejarah Indonesia adalah letusan gunung Krakatau pada tahun 1883. Memicu timbulnya tsunami yang terbawa hingga Afrika Selatan dan memakan puluhan ribu korban jiwa, letusan Gunung Krakatau terdengar sampai ke daerah-daerah lain di dunia dan membuat 2/3 pulau Krakatau hancur. Efeknya juga membuat gangguan pada cuaca di bumi, penurunan suhu rata-rata sekitar 1 - 2 derajat celcius dan anomali cuaca yang baru normal kembali pada tahun 1888.
![]() |
Ring of Fire. Credit to worldatlas.com |
Apa yang perlu dilakukan sebelum terjadi letusan Gunung Berapi?
- Memperhatikan arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait dengan perkembangan aktivitas gunung api.
- Persiapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengantisipasi debu vulkanik.
- Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang.
- Mempersiapkan skenario evakuasi lain apabila dampak letusan meluas di luar prediksi ahli.
- Persiapkan dukungan logistik seperti makanan siap saji dan minuman, lampu senter dan baterai cadangan, uang tunai secukupnya serta obat-obatan khusus sesuai pemakai
- Pastikan anda sudah berada di shelter atau tempat lain yang aman dari dampak letusan.
- Gunakan masker dan kacamata pelindung
- Selalu memperhatikan arahan dari pihak berwenang selama berada di shelter.
- Apabila Anda dan keluarga harus tinggal lebih lama di shelter, pastikan kebutuhan dasar terpenuhi dan pendampingan khusus bagi anak-anak dan remaja diberikan. Dukungan orangtua yang bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan dalam pendampingan anak-anak dan remaja sangat penting untuk mengurangi stres selama di shelter.
- Tetap gunakan master dan kacamata pelindung ketika berada di wilayah yang terdampak abu vulkanik.
- Memperhatikan perkembangan informasi dari pihak berwenang melalui radio atau pengumuman dari pihak berwenang.
- Waspada terhadap kemungkinan bahaya kedua atau secondary hazard berupa banjir lahar dingin. Bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi dan menghanyutkan material vulkanik maupun reruntuhan kayu atau apapun sepanjang sungai dari hilir ke hulu. Perhatikan bentangan kiri dan kanan dari titik sungai mengantisipasi luapan banjir lahar dingin.
0 comments:
Post a Comment