Berdasarkan penelitian baru, pemberian antibiotik Clarithromycin pada pasien yang sebelumnya telah menggunakan obat Penghambat Kanal Kalsium (Calcium-Channel Blocker) sebagai terapi antihipertensi diasosiasikan dengan peningkatan risiko rawat inap akibat gagal ginjal akut, hipotensi dan kematian. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah karena obat-obat tersebut masih sering diresepkan secara bersamaan meskipun FDA mengharuskan pencantuman peringatan,"serious adverse reactions have been reported in patients taking clarithromycin concomitantly with CYP3A4 substrates, which includes hypotension with calcium-channel blockers metabolized by CYP3A4 (such as verapamil, amlodipine, diltiazem)". Tampaknya masih ada keraguan dokter dan apoteker tentang bahaya interaksi obat tersebut sehingga diperlukan studi baru untuk melihat seberapa besar risiko yang ditimbulkan karena peresepan obat-obat tersebut secara bersamaan.
![]() |
Picture source: https://aronberglaw.com |
Subjek penelitian ini adalah lansia berusia diatas 76 tahun. Pada populasi ini, penggunaan bersama Penghambat Kanal Kalsium dengan clarithromycin diasosiasikan dengan peningkatan risiko rawat inap akibat gagal ginjal akut, jika dibandingkan dengan penggunaan bersama azithromycin (bukan inhibitor CYP3A4). Sejawat dokter dan apoteker agar menghindari kombinasi Clarithromycin Penghambat Kanal Kalsium seperti amlodipine, felodipine, nifedipine, diltiazem, dan verapamil.
0 comments:
Post a Comment